Mengenali Emosi Negatif dan Membuat diri untuk Present Moment (Berada di Masa Kini)

Adlina Haezah | Putri
3 min readMay 14, 2020

--

Sebenarnya aku sudah merencanakan untuk mencoba menulis 10 menit. Karena kalau aku bisa menulis dalam 10 menit, aku akan tetap bisa menulis meskipun waktuku benar-benar sedang terbatas.

It was worth to try though,

dan ini adalah hari ke 12 dimana aku baru saja membaca satu kalimat mengenai kesadaran akan perasaan negatif.

Aku masih belum paham, bagaimana caranya kita sembuh dari rasa khawatir dan takut, dan energi negatif yang menyertai hanya dengan cara sadarakan perasaan tersebut, atau memberi nama kepada perasaan tersebut. Selain aku mendapatkan ini dari robin sharma, mel robbins juga pernah membahas mengenai hal tersebut, tapi aku masih belum menemukan alur logikanya.

Maksudnya, aku sedang merasa sangat negatif saat ini, dan aku menyadari serta menamai bahwa itu adalah perasaan khawatir dan takut. Nah, aku sudah menamainya. Tapi bagaimana caranya saat sudah menamainya, perasaan tersebut hilang?

Huh.

Aku belum paham.

https://twitter.com/MelRobbinsShow/status/1194724882845704194/photo/1

Aku menuliskannya disini untuk mengingatkanku nanti bahwa aku perlu mencari tahu lebih lanjut pembahasan tentang hal ini.

Sedangkan, dalam sesi singkat ini aku ingin menulis tentang ‘bagaimana cara untuk tetap in present moment’? sebetulnya ini lebih sebagai pengingat diriku saja sih. Tapi jika kamu juga memerlukannya, mungkin kamu bisa menggunakan cara ini.

Kita sulit mengontrol pikiran kita, kadang ia memikirkan hal yang seharusnya tidak dipikirkan, kadang ia memikirkan masa lalu, dan kadang ia memikirkan masa depan. Nyaris sulit sekali mendapati diri kita hanya memikirkan masa sekarang dan saat ini.

Tapi sulit bukan berarti tidak bisa menjadi lebih mudah.

Ada satu artikel di medium yang menuliskan bahwa untuk mengembalikan diri ke masa sekarang, caranya hanya dengan bertanya pada diri sendiri “Apakah aku sekarang di masa kini? Apakah aku sadar?” saat menangkap diri kita sedang melancong entah ke masa lalu atau masa depan.

Karena hanya saat kita sadar itulah, kita bisa menikmati apa yang ada di sekitar saat itu juga, dan dengan begitu perasaan bahagia akan mudah terasa.

Aku melakukannya, dan ini menjadi kebiasaan yang memang jujur saja harus terus dilatih. Aku belum sampai titik otomatis dimana aku 0% tidak khawatir takut ataupun menyesal, tapi aku bisa menangkap pikiranku 1–2 menit sekali. Entah berapa kali sehari aku melakukannya. Dan saat sadar, aku tahu dimana muara dan asal muasal perasaan negatifku itu. Katanya sih, kalau di latih terus, otak akan menemukan caranya untuk membaca sinyal bahwa kita ingin hanya di masa kini saja. Long way to take,tapi pantas dicoba. Karena buktinya, setiap kali aku sadar bahwa pikiranku sedang melancong, dan bisa menyadarkan diri, aku mulai beradaptasi dan membiasakan diri untuk sering bersyukur.

Ada cara lain, seperti pernafasan yang membawa kita ke masa kini. Itu aku juga pelajari tapi, kalau teknik pernafasan aku sering merasa mengantuk. Aku paham kenapa cara itu bekerja, karena saat energi kita negatif, maka detak jantung dan nafas jadi tidak beraturan. Dengan teknik pernafasa dan mendapat ketenangan, serta merasakan setiap hembusan nafas, kita akan menyadari dimana kita saat itu dan berhasil mengembalikan diri ke masa sekarang.

Cara yang manapun, tidak masalah. Asalkan efeknya sama. Sama-sama mengembalikan diri ke masa sekarang.

--

--